Oleh:
I
Kadek Agus Ariawan (04)
Ayu
Sri Wulan Suryaningsih (05)
Ni
Kadek Diah Febriyanti (07)
Ni
Kadek Diah Sri Widari (08)
I
Kadek Agus Gunawan (13)
A.A.
Ngurah Oka Sutasoma (18)
XII
PSIA 2
SMAN
1 AMLAPURA
TAHUN
AJARAN 2013/2014
Lampiran :
Seperti
halnya karbohidrat, lemak merupakan
substrat penting dalam proses respirasi. Lemak disintesis dari karbohidrat atau
protein melalui asetil koenzim A dan gliserol yang berasal dari fosfogliseraldehid ( PGAL ), di mana
PGAL merupakan senyawa antara dalam tahap glikolisis dan daur krebs.
Secara kimiawi, lemak tersusun dari
penggabungan suatu asam lemak dengan
gliserol. Agar dapat digunakan
sebagai substrat respirasi ( reaksi katabolitik ) lemak terlebih dahulu
dibongkar menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian gliserol diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat, untuk
selanjutnya diubah menjadi
fosfogliseraldehida
yang merupakan zat antara pada tahap glikolisis dan daur krebs.Sementara itu
asam lemak diubah menjadi molekul asetil
ko A dan masuk ke jalur respirasi.
substrat penting dalam proses respirasi. Lemak disintesis dari karbohidrat atau
protein melalui asetil koenzim A dan gliserol yang berasal dari fosfogliseraldehid ( PGAL ), di mana
PGAL merupakan senyawa antara dalam tahap glikolisis dan daur krebs.
Secara kimiawi, lemak tersusun dari
penggabungan suatu asam lemak dengan
gliserol. Agar dapat digunakan
sebagai substrat respirasi ( reaksi katabolitik ) lemak terlebih dahulu
dibongkar menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian gliserol diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat, untuk
selanjutnya diubah menjadi
fosfogliseraldehida
yang merupakan zat antara pada tahap glikolisis dan daur krebs.Sementara itu
asam lemak diubah menjadi molekul asetil
ko A dan masuk ke jalur respirasi.
Berbeda
dengan lemak, protein merupakan molekul yang pembentukannya melibatkan DNA, RNA
dan ribosom. Protein di dalam sel tersusun dari asam amino. Beberapa asam amino dapat diubah menjadi glukosa ( alanin, serin, glisin, sistein, metionin
dan triptofan ). Dan beberapa asam amino lainnya seperti : fenilalanin, tirosin, leusin, isoleusin dan
lisin dapat diubah menjadi asam lemak. Dalam reaksi katabolitik, protein dipecah
menjadi asam amino. Asam amino ini dapat masuk ke jalur respirasi melalui cara transaminasi ( pemindahan gugus amin-NH2 ) maupun deaminasi ( pembuangan gugus amin ).
Asam amino seperti alanin, serin,
glisin, sistein diubah menjadi asam piruvat dan masuk ke dalam mitokondria
untuk dimanfaatkan dalam respirasi. Sedangkan asam amino seperti fenilalanin, tirosin,
leusin, isoleusin dan lisin diubah menjadi asetil ko A untuk selanjutnya
mengikuti jalur respirasi.
Dalam
proses repirasi, karbohidrat merupakan molekul pertama yang menjadi substrat
respirasi, Jika karbohidrat habis maka baru lemak yang akan dioksidasi. Jika
karbohidrat dan lemak sudah tidak ada lagi maka protein akan dibongkar menjadi
asam amino untuk dioksidasi.
Dari ketiga substrat
respirasi tersebut, karbohidrat merupakan substrat respirasi yang utama. Jumlah
energi yang dihasilkan oleh setiap gram protein setara dengan jumlah energi
yang dihasilkan oleh setiap gram karbohidrat, yaitu + 4,1 kkal.
Sementara, setiap gram lemak bila dioksidasi akan menghasilkan 2 kali lipat
dari jumlah energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein setiap gramnya
yaitu + 9,3 kkal. 1 Molekul lemak + 2H2O à 2 C6H12O6 (
glukosa ). Perbandingan C : H : O molekul lemak ( misalnya : tristerin ) adalah
57 : 110 : 6. Pada molekul karbohidrat perbandingan C : H : O adalah 6 : 12 : 6
. Itulah sebabnya energi yang digunakan dalam oksidasi lemak jauh lebih banyak.
Rantai asam lemak yang banyak mengandung gugus –CH2 merupakan bentuk penyimpanan yang ideal untuk
surplus energi metabolic. Zat ini dalam bentuk sangat tereduksi, sehingga
energi yang dihasilkan juga besar. Di sisi lain, lemak disimpan dalam bentuk
paling pekat dan sedikit mengandung air, di mana energi potensial dapat
disimpan. Sementara itu, pada oksidasi protein di dalam tubuh produk akhir
katabolismenya adalah urea dan senyawa nitrogen lainnya, ditambah CO2
dan H2O. Itulah sebabnya nilai kalori protein dalam tubuh hanya +
4,1kkal / gram.
Catatan : setiap penggunaan per liter O2
untuk katabolisme, akan membebaskan energi sebesar 4,82 kalori ( 4,82 kkal ).
KATA
PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan
sehingga “Laporan Penelitian Biologi” mengenai “Pengaruh Intensitas Cahaya
terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Hijau” dapat teselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan penelitian ini penulis buat untuk memenuhi tugas sekolah. Dan
tanpa bantuan dari pihak lain laporan penelitian ini tidak dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Kepala sekolah SMAN 1
AMLAPURA, I Wayan Sugiana, S.Pd. M.Pd.,yang telah memberikan dukungan penuh
terhadap pembelajaran di SMAN 1 AMLAPURA.
2.
Dra. Anthoneta Rosdiana
Djami, selaku Guru Biologi penulis yang senantiasa memberi dukungan kepada
penulis dalam membuat laporan penelitian ini.
3.
Orang Tua penulis yang
telah memberikan fasilitas dan konsumsi selama penulisan laporan penelitian
ini. Serta
4.
Teman – teman penulis
khususnya siswa – siswi kelas XII PSIA 2 SMAN 1 AMLAPURA yang tidak dapat
penulis sebutkan satu – persatu yang juga turut membantu dalam penulisan
laporan penelitian ini.
Penulis
hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Penulis juga menyadari
bahwa laporan penelitian ini masih jau dari sempurna. Untuk itu penulis mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam laporan penelitian ini, penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.
Om
Santih Santih Santih Om
Amlapura,07 September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu ciri
makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan bertambahnya
jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari
seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya
fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar
atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh .
Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor
fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor
yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya yang
dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan
remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan
tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut
belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada
lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat
menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu,
penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan
kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam
penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau.
B.
Rumusan
Masalah
1. Adakah
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau?
2. Adakah
perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang
diletakkan di tempat yang terkena cahaya dengan di tempat yang gelap?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau.
2. Untuk
mengetahui perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau
yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya dengan di tempat yang gelap.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat
untuk penulis
Dengan adanya
penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan
bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang
diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2. Manfaat
untuk pembaca
Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji
kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya,
sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Dasar Teori
Pertumbuhan adalah proses
bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel
secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan
bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan
terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi
akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh,
pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses
terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke
tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan
irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman diawali dengan perkecambahan biji.Perkecambahan adalah munculnya
plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam
biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar =
radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
1. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun
monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula
(ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang
selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah
kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros
embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya
jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil.
Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah,
embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon
mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
2. Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika
biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang
kering.
Proses Kimia, (b) Air yang masuk
mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA
mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan
mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang
terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil
larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma
menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
3. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada
saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
a. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini :
Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada
bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya
terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh :
kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
b. Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini :
Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah.
Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya
terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae
yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk
akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena
aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar),
menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
b. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat
aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral)
sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem
lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem
menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar
membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi
jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan
dikotil.
4. Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
a. Faktor Internal (Dalam)
1) Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat
keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk
mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan
yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara
langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan
sintesis-sintesis yang dikendalikan.
2) Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses
fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat
esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut
fitohormon.Hormon itu diantaranya :
a) Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik
tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut
koleoptil, ujung akar, dan ujung batang serta jaringan yang masih
bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1) Merangsang aktivitas cambium untuk
membentuk xylem dan floem
(2) Mencegah rontoknya daun, bunga dan
buah
(3) Merangsang pembentukan buah dan
bunga
(4) Memacu pembentangan dan pembelahan
sel
(5) Merangsang pemanjangan (sel) tunas
ujung tanaman
(6) Membantu pembentukan buah tanpa biji
(partenokarpi)
(7) Merangsang pembentukan akar lateral
dan serabut akar
(8) Merangsang dominasi apical, yaitu
terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman
dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
(9) Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak
jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan
ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh
membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh
cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan
tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh
lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah
dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya
cahaya.
b) Giberelin. Berperan dalam merangsang
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c) Etilen. Berperan dalam proses
pematangan buah dan kerontokan daun.
d) Sitokinin. Berperan dalam pembelahan
sel (sitokinesis)
e) Asam absisat. Berperan dalam proses
penuaan dan gugurnya daun.
f) Kalin. Berperan dalam proses
organogenesis
g) Asam traumalin. Berperan dalam
proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
b. Faktor Eksternal/Luar
(Lingkungan)
1) Air
Air termasuk senyawa
utama yang
sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung
sehingga tumbuhan mati.
2) Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya
radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai
proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan
klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada
intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon
tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a) Tumbuhan
hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar,
kedelai, dan anggrek.
b) Tumbuhan
hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam
(14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, gandum,
kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c) Tumbuhan
hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya bunga matahari. mawar,
kapas, mentimun dan tomat.
3) Kelembapan
Laju
transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah,
transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air
dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4) Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air,
udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk
sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang
diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi
defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
a)
Makronukrien
(unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi :
Pertumbuhan dan metabolisme terhambat, akhirnya mati ], N (Nitrogen)
[Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca
(Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
b)
Mikronutrien
(unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl
(Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu
(Tembaga).
5) Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses
fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu
tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya
tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
6) Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk
menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit
biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan
Oksigen dapat mengalami kematian.
7) pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah)
sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh
tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca,
Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al,
Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
Secara khusus, inti dari penelitian
ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
B. Objek
Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang hijau merupakan salah
satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini
disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia
tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom :Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda
sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan,
keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang
hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam
atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam
kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat
daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang). Vitamin B1
(membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu
penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan).
Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot
dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
C.
Hipotesis
Hipotesis
penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan biji
kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan
menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat
tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Namun,
memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun tumbuhan
kacang hijau.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah
metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
: Di rumah penulis
Waktu
: 1 – 7
September 2013 ( 7 hari )
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas :
cahaya matahari
Variabel kontrol :
kecambah kacang hijau
Variabel terikat :
penyiraman dan kapas
D.
Alat dan
Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang
digunakan:
a. 2 buah gelas aqua bekas
b. Mistar dan alat tulis
c. Air
d. Kapas secukupnya
e. Dua puluh biji kacang hijau
E.
Langkah Penelitian
Langkah
Kerjayang
dilakukan:
a. Merendam
biji kacang merah / hijau dengan air bersih sekitar 5 menit
b. Menyediakan
2 buah pot dari gelas aqua bekas.
c. Memasukkan
kapas yang telah dibasahi air bersih secukupnya ke dalam setiap pot
d. Menanam sepuluh biji kacang hijau
pada setiap pot.
e. Memberi label pada kedua pot
tersebut, masing-masing pot 1 dan pot 2.
f. Meletakkan pot 1 di tempat yang
terang dan pot 2 di tempat yang gelap, serta menyiram setiap pagi dan sore hari
selama satu minggu.
g. Mengukur panjang batang tanaman dari
kedua pot tersebut
h. Melakukan pengukuran tersebut setiap
hari selama satu minggu.
i.
Menulis
hasil pengamatan dalam tabel.
j.
Menghitung
rata-rata panjang tumbuhan per hari untuk kedua percobaan tersebut.
k. Menghitung rata-rata pertambahan
panjang tumbuhan setiap hari, setelah hari ketujuh.
l.
Membuat
grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang hijau.
m. Membuat kesimpulan tentang kecepatan
tumbuh kecambah setiap hari pada tempat yang berbeda intensitas cahayanya.
F.
Cara Pengambilan Data
Data diukur dan
dicatat setiap hari pada pukul 17.00 WIB. Ketika pengukuran agar jelas tumbuhan
mana yang akan diukur maka kami memberi tanda, agar untuk hari selanjutnya data
yang didapat tidak rancu.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Tabel Data
Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kacang
Hijau di Tempat Gelap
Hari
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Rata-Rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
1,0
|
1,5
|
1,3
|
1,0
|
1,5
|
1,5
|
0,7
|
1,5
|
1,2
|
0,8
|
1,2
|
2
|
2,3
|
2,8
|
2,6
|
2,3
|
2,8
|
2,8
|
2,0
|
2,8
|
2,5
|
2,1
|
2,5
|
3
|
3,5
|
4,0
|
3,8
|
3,5
|
4,0
|
4,0
|
3,2
|
4,0
|
3,7
|
3,3
|
3,7
|
4
|
5,0
|
5,5
|
5,3
|
5,0
|
5,5
|
5,5
|
4,7
|
5,5
|
5,2
|
4,8
|
5,2
|
5
|
6,5
|
7,0
|
6,8
|
6,5
|
7,0
|
7,0
|
6,2
|
7,0
|
6,7
|
6,3
|
6,7
|
6
|
8,2
|
8,7
|
8,5
|
8,2
|
8,7
|
8,7
|
7,9
|
8,7
|
8,4
|
8,0
|
8,4
|
7
|
10,0
|
10,5
|
10,3
|
10,0
|
10,5
|
10.5
|
9,7
|
10,5
|
10,2
|
9,8
|
10,2
|
Rata-Rata
|
5,2
|
5,7
|
5,5
|
5,2
|
5,7
|
5,7
|
4,9
|
5,7
|
5,4
|
5,0
|
5,4
|
Tabel Pengamatan Petumbuhan Kacang
Hijau di Tempat Terang
Hari
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Rata-Rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
0,5
|
0,6
|
0,7
|
0,5
|
0,8
|
0,6
|
0,8
|
0,5
|
0,7
|
0,5
|
0,6
|
2
|
1,3
|
1,4
|
1,5
|
1,3
|
1,6
|
1,4
|
1,6
|
1,3
|
1,5
|
1,3
|
1,4
|
3
|
2,2
|
2,3
|
2,4
|
2,2
|
2,5
|
2,3
|
2,4
|
2,2
|
2,5
|
2,2
|
2,3
|
4
|
3,2
|
3,3
|
3,4
|
3,2
|
3,5
|
3,3
|
3,5
|
3,2
|
3,4
|
3,2
|
3,3
|
5
|
4,4
|
4,5
|
4,6
|
4,4
|
4,7
|
4,5
|
4,7
|
4,4
|
4,6
|
4,4
|
4,5
|
6
|
5,9
|
6,0
|
6,1
|
5,9
|
6,2
|
6,0
|
6,2
|
5,9
|
6,1
|
5,9
|
6,0
|
7
|
7,5
|
7,6
|
7,7
|
7,5
|
7,8
|
7,6
|
7,7
|
7,5
|
7,7
|
7,5
|
7,6
|
Rata-Rata
|
3,6
|
3,7
|
3,8
|
3,6
|
3,9
|
3,7
|
3,9
|
3,6
|
3,8
|
3,6
|
3,7
|
Tabel
Perkembangan Tanaman Kacang Hijau di Tempat Gelap
Hari Ke-
|
Perkembangan
|
1
|
–
|
2
|
Akar mulai
menembus kapas dan sebagai plamula mulai tampak
|
3
|
Akar mulai
menamcap ke kapas, Hipokotil keatas dan warna biji
kuning muda dan ada juga bewarna merah muda
|
4
|
Akar
menancap kokoh ke kapas, daun muncul tapi menguncup
kekuningan dan batang putih pucat
|
5
|
Daun masih
mengatup,Batang lemah pucat dan tumbuh menyebar
|
6
|
Daun
kuning tetap menguncup, Batang makin pucat dan lemah
|
7
|
Tumbuhan
pucat, daun tidak berkembang
|
Tabel
Perkembangan Tanaman Kacang Hijau di Tempat yang Terkena Cahaya
Hari Ke-
|
Perkembangan
|
1
|
–
|
2
|
Akar mulai
menembus kapas dan sebagai plamula mulai tampak
|
3
|
Akar mulai
menamcap ke kapas, Hipokotil keatas dan warna biji
hijau muda
|
4
|
Akar
menancap kokoh ke kapas, daun muncul bewarna hijau
terbuka dan batang hijau kuat
|
5
|
Daun
terbuka semuanya dan mengarah kematahari
|
6
|
Daun makin
tebal dan bewarna hijau segar
|
7
|
Tumbuhan
segar dan batang kokoh
|
B.
Analisa
Data
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan yang tidak
terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam
di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada
normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon
auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan
memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini
sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini
akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak
terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang
terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan
klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi
Jika ditanam di
tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di
tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama
hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan
terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat.
Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik
tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan
berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis
lakukan, dapat disimpulkan bahwa cahaya sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Cahaya dapat mennghambat tumbuhan untuk meninggi karena
cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan).
Ada
perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terang dan yang gelap, yaitu dalam
pertumbuhan batangnya. Di tempat gelap, pertumbuhan batangnya lebih cepat
tumbuh dibandingkan tanaman di tempat yang terang karena di tempat gelap,
karena tidak ada cahaya yang dapat menghalangi perkembangan auksin, sehingga
tumbuhan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya di tempat terang, ada cahaya yang
dapat menghalangi perkembangan auksin, sehingga tumbuhan menjadi lebih pendek.
Kualitas tanaman yang diletakkan di
tempat yang terkena cahaya matahari lebih bagus dibandingkan dengan yang
diletakkan di tempat yang gelap. Tanaman yang diletakkan di tempat yang terkena
matahari batangnya lebih gemuk/ tebal dan dan warna daunnya lebih cerah.
Sebaliknya, tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap batangnya kurus dan
warna daunnya pucat. Hal ini disebabkan karena hormon kalin pada tanaman di
tempat yang terkena cahaya berfungsi dengan baik, sementara ditempat yang gelap
tidak.
Sehingga
dapat disimpulkan hipotesis yang telah penulis buat sebelumnya benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohartono, Slamet.2011. Sains
Biologi Kelas XII SMA. Jakarta: Bumi Aksara
D.A.Pratiwi.2013.Biologi SMA/MA
Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Kirana, Candra.2013. Kreatif Biologi
SMA /MA Kelas XII. Klaten: Viva Pakarindo