Senin, 16 September 2013

Laporan Penelitian Biologi Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Hijau



Oleh:
*   I Kadek Agus Ariawan                        (04)
*   Ayu Sri Wulan Suryaningsih             (05)
*   Ni Kadek Diah Febriyanti                  (07)
*   Ni Kadek Diah Sri Widari                  (08)
*   I Kadek Agus Gunawan                      (13)
*   A.A. Ngurah Oka Sutasoma               (18)
XII PSIA 2



SMAN 1 AMLAPURA
TAHUN AJARAN 2013/2014


Lampiran :
       
     



Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan
substrat penting dalam proses respirasi. Lemak disintesis dari karbohidrat atau
protein melalui asetil koenzim A dan gliserol yang berasal dari fosfogliseraldehid ( PGAL ), di mana
PGAL merupakan senyawa antara dalam tahap glikolisis dan daur krebs.
Secara  kimiawi, lemak tersusun dari
penggabungan suatu asam lemak dengan
gliserol. Agar dapat digunakan
sebagai substrat respirasi ( reaksi katabolitik ) lemak terlebih dahulu
dibongkar menjadi asam lemak dan gliserol. Kemudian gliserol diubah menjadi dihidroksiaseton fosfat, untuk
selanjutnya diubah menjadi


fosfogliseraldehida
yang merupakan zat antara pada tahap glikolisis dan daur krebs.Sementara itu
asam lemak diubah menjadi molekul asetil
ko A
dan masuk ke jalur respirasi.

            Berbeda
dengan lemak, protein merupakan molekul yang pembentukannya melibatkan DNA, RNA
dan ribosom. Protein di dalam sel tersusun dari asam amino. Beberapa asam amino dapat diubah menjadi glukosa  ( alanin, serin, glisin, sistein, metionin
dan triptofan ). Dan beberapa asam amino lainnya seperti :  fenilalanin, tirosin, leusin, isoleusin dan
lisin dapat diubah menjadi asam lemak. Dalam reaksi katabolitik, protein dipecah
menjadi asam amino. Asam amino ini dapat masuk ke jalur respirasi  melalui cara transaminasi ( pemindahan gugus amin-NH2 ) maupun deaminasi ( pembuangan gugus amin ).
Asam amino seperti  alanin, serin,
glisin, sistein diubah menjadi asam piruvat dan masuk ke dalam mitokondria
untuk dimanfaatkan dalam respirasi. Sedangkan asam amino seperti fenilalanin, tirosin,
leusin, isoleusin dan lisin diubah menjadi asetil ko A untuk selanjutnya
mengikuti jalur respirasi.


            Dalam
proses repirasi, karbohidrat merupakan molekul pertama yang menjadi substrat
respirasi, Jika karbohidrat habis maka baru lemak yang akan dioksidasi. Jika
karbohidrat dan lemak sudah tidak ada lagi maka protein akan dibongkar menjadi
asam amino untuk dioksidasi.


Dari ketiga substrat
respirasi tersebut, karbohidrat merupakan substrat respirasi yang utama. Jumlah
energi yang dihasilkan oleh setiap gram protein setara dengan jumlah energi
yang dihasilkan oleh setiap gram karbohidrat, yaitu + 4,1 kkal.
Sementara, setiap gram lemak bila dioksidasi akan menghasilkan 2 kali lipat
dari jumlah energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein setiap gramnya
yaitu + 9,3 kkal. 1 Molekul lemak + 2H2O
à 2 C6H12O6 (
glukosa ). Perbandingan C : H : O molekul lemak ( misalnya : tristerin ) adalah
57 : 110 : 6. Pada molekul karbohidrat perbandingan C : H : O adalah 6 : 12 : 6
. Itulah sebabnya energi yang digunakan dalam oksidasi lemak jauh lebih banyak.
Rantai asam lemak yang banyak mengandung gugus –CH2  merupakan bentuk penyimpanan yang ideal untuk
surplus energi metabolic. Zat ini dalam bentuk sangat tereduksi, sehingga
energi yang dihasilkan juga besar. Di sisi lain, lemak disimpan dalam bentuk
paling pekat dan sedikit mengandung air, di mana energi potensial dapat
disimpan. Sementara itu, pada oksidasi protein di dalam tubuh produk akhir
katabolismenya adalah urea dan senyawa nitrogen lainnya, ditambah CO2
dan H2O. Itulah sebabnya nilai kalori protein dalam tubuh hanya +
4,1kkal / gram.


Catatan : setiap penggunaan per liter O2
untuk katabolisme, akan membebaskan energi sebesar 4,82 kalori ( 4,82 kkal ).




KATA PENGANTAR
            Om Swastyastu,
            Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan sehingga “Laporan Penelitian Biologi” mengenai “Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kacang Hijau” dapat teselesaikan tepat pada waktunya. Laporan penelitian ini penulis buat untuk memenuhi tugas sekolah. Dan tanpa bantuan dari pihak lain laporan penelitian ini tidak dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Kepala sekolah SMAN 1 AMLAPURA, I Wayan Sugiana, S.Pd. M.Pd.,yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pembelajaran di SMAN 1 AMLAPURA.
2.      Dra. Anthoneta Rosdiana Djami, selaku Guru Biologi penulis yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis dalam membuat laporan penelitian ini.
3.      Orang Tua penulis yang telah memberikan fasilitas dan konsumsi selama penulisan laporan penelitian ini. Serta
4.      Teman – teman penulis khususnya siswa – siswi kelas XII PSIA 2 SMAN 1 AMLAPURA yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu yang juga turut membantu dalam penulisan laporan penelitian ini.
Penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Penulis juga menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jau dari sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan penelitian ini, penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terimakasih.
Om Santih Santih Santih Om



                                                                          Amlapura,07 September 2013
                                                                        Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif  dapat diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluru/sebagian dari organisme, sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh .
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal  merupakan faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.                                         
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu, penulis mengadakan penelitian  untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

B.     Rumusan Masalah
1.      Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau?
2.      Adakah perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya dengan di tempat yang gelap?



C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.
2.      Untuk mengetahui perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya dengan di tempat yang gelap.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat untuk penulis 
Dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya.
2.      Manfaat untuk pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau yang diletakan dilingkungan yang berbeda intensitas cahayanya, sehingga menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.



BAB II
Tinjauan Pustaka

A.    Dasar Teori
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah daun.
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif (tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
1.       Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
2.      Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
3.       Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu :
a.       Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
b.      Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
a.       Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
b.      Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

4.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
a.       Faktor Internal (Dalam)
1)      Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung. Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan sintesis-sintesis yang dikendalikan.
2)      Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.Hormon itu diantaranya :


a)      Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang  serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
(1)   Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
(2)   Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
(3)   Merangsang pembentukan buah dan bunga
(4)   Memacu pembentangan dan pembelahan sel
(5)   Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
(6)   Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
(7)   Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
(8)   Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka tunas-tunas lateral akan tumbuh.
(9)   Memelihara elastisitas dinding sel
Tanaman yang semula tumbuh tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah, menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang. Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya.
b)      Giberelin. Berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan embrio.
c)      Etilen. Berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
d)     Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)
e)      Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
f)       Kalin. Berperan dalam proses organogenesis
g)      Asam traumalin. Berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
b.      Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)   
1)      Air
Air termasuk senyawa utama            yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.
2)      Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi.
Fotoperiodisme adalah Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)      Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya aster, krisan,dahlia, ubi jalar, kedelai, dan anggrek.
b)      Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, gandum, kol, bit gula, selada, dan tembakau.
c)      Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsive terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya  bunga matahari. mawar, kapas, mentimun dan tomat.
3)      Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
4)      Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan. Jika kebutuhan kurang maka akan terjadi defisiensi (tumbuh tidak sempurna hingga bisa mati) Nutrien dibedekan atas :
a)       Makronukrien (unsure makro/butuh dalam jumlah banyak). Misalnya : C, H, O [defisiensi : Pertumbuhan dan metabolisme terhambat,  akhirnya mati ], N (Nitrogen) [Daun pucat, klorosis/menguning dan gugur), P (Fosfor), K (Kalium), Ca (Kalsium) [Daun tidak terbentuk] , S (Sulfur), Mg (Magnesium).
b)       Mikronutrien (unsure mikro/butuh dalam jumlah sedikit). Misalnya : Fe (Besi) [Klorosis], Cl (Klor) [layu], B (Boron), Mn (Mangan), Mo (Molibdenum), Zn (Seng), Cu (Tembaga).
5)      Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
6)      Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan Oksigen dapat mengalami kematian.
7)      pH medium (Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
B.     Objek Penelitian (Kacang Hijau)
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Kingdom                       :Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas                      : Rosidae
Ordo                            : Fabales
Famili                             : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus                          : Phaseolus
Spesies                        : Phaseolus radiatus L.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Di dalam kacang hijau terdapat berbagai kandungan, antara lain : Protein (memperkuat daya tahan tubuh). Kalsium dan fosfor (memperkuat tulang).  Vitamin B1 (membantu proses pertumbuhan dan menghasilkan energy). Vitamin B2 (membantu penyerapan protein dalam tubuh). Vitamin E (membantu meningkatkan kesuburan). Zat besi (membantu pembentukan sel darah merah). Magnesium (menjaga fungsi otot dan syaraf) dan rendah lemak. Terdapat antioksidan yang berguna bagi tubuh.
C.    Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan biji kacang hijau yang berada dilingkungan yang intensitas cahayanya berbeda akan menghasilkan tinggi yang berbeda. Tumbuhan di tempat gelap akan lebih cepat tinggi daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Namun, memiliki perbedaan morfologi, meliputi : keadaan akar, batang dan daun tumbuhan kacang hijau.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian.
B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat                       : Di rumah penulis
Waktu                         : 1 – 7 September 2013 ( 7 hari )
C.    Variabel Penelitian
Variabel bebas               : cahaya matahari
Variabel kontrol             : kecambah kacang hijau
Variabel terikat              : penyiraman dan kapas
D.    Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang digunakan:
a.       2 buah gelas aqua bekas
b.      Mistar dan alat tulis
c.       Air
d.      Kapas secukupnya
e.       Dua puluh biji kacang hijau

E.     Langkah Penelitian
Langkah Kerjayang dilakukan:
a.       Merendam biji kacang merah / hijau dengan air bersih sekitar 5 menit
b.      Menyediakan 2 buah pot dari gelas aqua bekas.
c.       Memasukkan kapas yang telah dibasahi air bersih secukupnya ke dalam setiap pot
d.      Menanam sepuluh biji kacang hijau pada setiap pot.
e.       Memberi label pada kedua pot tersebut, masing-masing pot 1 dan pot 2.
f.       Meletakkan pot 1 di tempat yang terang dan pot 2 di tempat yang gelap, serta menyiram setiap pagi dan sore hari selama satu minggu.
g.      Mengukur panjang batang tanaman dari kedua pot tersebut
h.      Melakukan pengukuran tersebut setiap hari selama satu minggu.
i.        Menulis hasil pengamatan dalam tabel.
j.        Menghitung rata-rata panjang tumbuhan per hari untuk kedua percobaan tersebut.
k.      Menghitung rata-rata pertambahan panjang tumbuhan setiap hari, setelah hari ketujuh.
l.        Membuat grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang hijau.
m.    Membuat kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kecambah setiap hari pada tempat yang berbeda intensitas cahayanya.

F.     Cara Pengambilan Data
Data diukur dan dicatat setiap hari pada pukul 17.00 WIB. Ketika pengukuran agar jelas tumbuhan mana yang akan diukur maka kami memberi tanda, agar untuk hari selanjutnya data yang didapat tidak rancu.




BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Tabel Data

Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap
Hari
Tinggi Tanaman (cm)
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1,0
1,5
1,3
1,0
1,5
1,5
0,7
1,5
1,2
0,8
1,2
2
2,3
2,8
2,6
2,3
2,8
2,8
2,0
2,8
2,5
2,1
2,5
3
3,5
4,0
3,8
3,5
4,0
4,0
3,2
4,0
3,7
3,3
3,7
4
5,0
5,5
5,3
5,0
5,5
5,5
4,7
5,5
5,2
4,8
5,2
5
6,5
7,0
6,8
6,5
7,0
7,0
6,2
7,0
6,7
6,3
6,7
6
8,2
8,7
8,5
8,2
8,7
8,7
7,9
8,7
8,4
8,0
8,4
7
10,0
10,5
10,3
10,0
10,5
10.5
9,7
10,5
10,2
9,8
10,2
Rata-Rata
5,2
5,7
5,5
5,2
5,7
5,7
4,9
5,7
5,4
5,0
5,4


Tabel Pengamatan Petumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang
Hari
Tinggi Tanaman (cm)
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
0,5
0,6
0,7
0,5
0,8
0,6
0,8
0,5
0,7
0,5
0,6
2
1,3
1,4
1,5
1,3
1,6
1,4
1,6
1,3
1,5
1,3
1,4
3
2,2
2,3
2,4
2,2
2,5
2,3
2,4
2,2
2,5
2,2
2,3
4
3,2
3,3
3,4
3,2
3,5
3,3
3,5
3,2
3,4
3,2
3,3
5
4,4
4,5
4,6
4,4
4,7
4,5
4,7
4,4
4,6
4,4
4,5
6
5,9
6,0
6,1
5,9
6,2
6,0
6,2
5,9
6,1
5,9
6,0
7
7,5
7,6
7,7
7,5
7,8
7,6
7,7
7,5
7,7
7,5
7,6
Rata-Rata
3,6
3,7
3,8
3,6
3,9
3,7
3,9
3,6
3,8
3,6
3,7




Tabel Perkembangan Tanaman Kacang Hijau di Tempat Gelap
Hari Ke-
Perkembangan
1
2
Akar mulai menembus kapas dan sebagai plamula mulai tampak
3
Akar mulai menamcap ke kapas, Hipokotil keatas dan warna biji kuning muda dan ada juga bewarna merah muda
4
Akar menancap kokoh ke kapas, daun muncul tapi menguncup kekuningan dan batang putih pucat
5
Daun masih mengatup,Batang lemah pucat dan tumbuh menyebar
6
Daun kuning tetap menguncup, Batang makin pucat dan lemah
7
Tumbuhan pucat, daun tidak berkembang





Tabel Perkembangan Tanaman Kacang Hijau di Tempat yang Terkena Cahaya
Hari Ke-
Perkembangan
1
2
Akar mulai menembus kapas dan sebagai plamula mulai tampak
3
Akar mulai menamcap ke kapas, Hipokotil keatas dan warna biji hijau muda
4
Akar menancap kokoh ke kapas, daun muncul bewarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
5
Daun terbuka semuanya dan mengarah kematahari
6
Daun makin tebal dan bewarna hijau segar
7
Tumbuhan segar dan batang kokoh




B.     Analisa Data
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan di tempat yang terkena cahaya dan yang tidak terkena cahaya (gelap). Hal ini menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
Apabila ditanam di tempat gelap, maka tanaman kecambah akan tumbuh lebih panjang daripada normalnya. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning. Peristiwa ini disebut etiolasi
Jika ditanam di tempat terang, maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu juga terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa cahaya sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya dapat mennghambat tumbuhan untuk meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan).
Ada perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terang dan yang gelap, yaitu dalam pertumbuhan batangnya. Di tempat gelap, pertumbuhan batangnya lebih cepat tumbuh dibandingkan tanaman di tempat yang terang karena di tempat gelap, karena tidak ada cahaya yang dapat menghalangi perkembangan auksin, sehingga tumbuhan menjadi lebih tinggi. Sebaliknya di tempat terang, ada cahaya yang dapat menghalangi perkembangan auksin, sehingga tumbuhan menjadi lebih pendek.
Kualitas tanaman yang diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari lebih bagus dibandingkan dengan yang diletakkan di tempat yang gelap. Tanaman yang diletakkan di tempat yang terkena matahari batangnya lebih gemuk/ tebal dan dan warna daunnya lebih cerah. Sebaliknya, tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap batangnya kurus dan warna daunnya pucat. Hal ini disebabkan karena hormon kalin pada tanaman di tempat yang terkena cahaya berfungsi dengan baik, sementara ditempat yang gelap tidak.
Sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah penulis buat sebelumnya benar.



DAFTAR PUSTAKA

Prawirohartono, Slamet.2011. Sains Biologi Kelas XII SMA. Jakarta: Bumi Aksara
D.A.Pratiwi.2013.Biologi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Kirana, Candra.2013. Kreatif Biologi SMA /MA Kelas XII. Klaten: Viva Pakarindo
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apabila anda mengutip ataupun menjadikan tulisan saya sebagai referensi mohon mencantumkan sumber dan nama pengarang. terimakasih telah berkunjung